Ingin Ku Kurimkan Padamu, Tapi... #1

 

Kesepianku: Jalan Kaki Malam, Tersandung Rindu.

Di tengah riuhnya kehidupan serta hiruk pikuk para mahasiswa yang hilir mudik di sepanjang jalan Jatinangor, kesepian ini mengendap di dalam hati. Setiap langkahku di jalur-jalur setapak menuju mana pun, di sini, membawa bayangmu kembali. Bagai dedaunan yang jatuh, setiap kenangan terhadapmu terbaring di tanah jiwa.

Kekasih, betapa menawannya cinta yang mengikutiku saat ini. Aku, yang terjebak dalam kesepian hidup, terkatung-katung antara indahnya masa lalu dan pahitnya keheningan saat ini. Apakah kau ingat kala kita menikmati kopi di sini? di mana nyanyian Rumi setia menemani kita. Kini, tanpa tawamu dan nyanyian Rumi, aku hadir di ruang hampa itu (kenangan kita).

Sepanjang jalan Jatinangor, Ya, hatiku terasa penuh akan bayangmu. Detik-detik berharga saat kita melintasi jalan ini, kau pernah berkata, “Setiap manusia memang membutuhkan derita". Dan kini, kata-kata itu kukenang selamanya.

Kesepianku bukanlah sekadar sunyi derita, melainkan penuh dengan gema rindu, Kekasih. Sungguh, hidup ini, atau hidup sepertiku ini: seperti puisi yang ditulis tanpa titik, mengalir terus menerus, hingga aku menemukan kembali jejakmu. Di kedai kopi tempat kita sering menghabiskan waktu, aku duduk termenung, menikmati aroma dari kopi yang pecah meresap ke dalam jiwa. Setiap kaca jendela, seakan membisikanku; bulan dan bintang tahu betapa dalamnya kerinduan ini.

Malam menjelang, kapan cahaya bintang menari di langit gelap, akupun melangkah lagi meneruskan perjalanan di Jatinangor, merindukan koleksi bintang tak terhingga di matamu. Lalu, saat langit gelap menyelimuti bumi, aku berbicara dengan bintang-bintang. “Oh, bintang-bintang, berikanlah sesuatu untuknya, suara-suara dari mulutku ini. Biarkan dia tahu, di balik kesendirian ini, hatiku bergetar penuh cinta.”

Di setiap perjalanan yang kujalani di Jatinangor ini, seakan ada bayangmu menyertai, melindungi, dan menemani. Namun, saat aku menoleh, tiada sosokmu di sana. Hanya angin yang menghela napas, seolah membisikkan pesan rindu yang tak terungkap. Setiap langkahku seakan menjadi puisi yang tertulis di atas bumi yang berwarna-warni.

Saat aku melewati sebuah minimarket di jalan Cipacing, di mana kita terakhir bercengkrama tentang Rumi dan cinta, kesepian ini terasa semakin dalam. Minimarket itu kini tampak sunyi bagiku, suara angin menyapu miris. Kenangan tangis dan tawa kita berputar-putar di udara seperti kabut dingin yang menyelimuti malam. Di sanalah kau ungkapkan janji, bersamanya, dan kau putarkan lagu dari handphonemu Andai aku bisa- Chrisye. Dan aku putarkan Seperti yang kau minta-Chrisye.

Sekarang, kenangan itu hanya terukir dalam lembaran puisi hatiku. Alangkah ingin hatiku berteriak, "Kembalilah! Isilah kesepianku yang menyedihkan ini dengan kehadiranmu." Tapi kata-kata itu hanya terombang-ambing oleh tiupan angin bimbang, menuju ketidaktahuan yang menghancurkan jiwa.

Di antara kesunyian ini. Melalui kata-kata, aku mendekatkan diriku denganmu, membangun jembatan yang tak terlihat antara kita. Meski jarak memisahkan dan waktu menguji kesabaran, cintaku padamu takkan pernah pudar, bagaikan matahari yang selalu terbit di ufuk timur. Kesepianku adalah puisi yang terus tertulis dan tertulis lagi, setiap katanya adalah desah rasa sayang dan kerinduan, yang mudah-mudahan suatu saat kelak akan terbalut dalam satu dekapan hangat kita. Mungkin di Surga.

Jadi, hari ini, ketika langkahku menuntunku kembali ke tempat tidurku, aku kan bernyanyi merdu dengan semua kesedihan yang ter-takdir-kan. Aku tak akan mengubah kesepian, biar dia menjadi abadi, bercerita tentang dua jiwa yang saling melengkapi meski terpisah ruang dan waktu. Rinduku adalah penyeru yang tulus, menggema dari Jatinangor menuju Nagreg sana.

Di sini, aku akan terus berjalan, melangkah di antara bayang-bayang kita yang terpatri selamanya, mencari-cari cahaya yang akan memandu kembali ke dalam pelukanmu, tuk pulang ke harapanku yang adalah kamu. Kekasihku, semoga kita kan sampai di suatu saat; saat tangan ini kembali menggenggam tanganmu, kita kan tertawa bersama, menghuni semua ini dengan cinta yang takkan lekang oleh apa pun.


Link copied to clipboard.